Posts

Surat Cinta Untukmu Ya Rasul Allah

Surat Cinta Untukmu Ya Rasul Allah - Zahra Jamzuri Lebih bagus darimu Ya Rasulullah … Sungguh mata ini tak pernah melihatnya Lebih tampan darimu Ya Rasulullah Tak seorang wanitapun yang pernah melahirkannya Engkau terlahir dengan tanpa cela Engkau terlahir tanpa satupun kekurangan Karna engkaulah, sebaik-baik mahluk ciptaan Allah Ya Rasulullah … Betapa rindu hati ini tuk bertemu dengan mu Betapa kami ingin melihat senyummu Tapi … apa yang bisa kami banggakan Belum pantas kami mengaku menjadi pecintamu Diri ini penuh dosa, hati ini penuh nista Akan engkau anggapkah kami sebagai umatmu Akankah engkau sambut tangan ini dengan Hati yang penuh cinta Akankah kau lihatkah kami dengan mata penuh kasih Akankah kau tersenyum pada kami dengan penuh kebanggaan Akankah … akankah … akankah … ?? Beribu Tanya dalam jiwa Resah hati ini Gundah gulana tanpa tau jawabnya . . . Betapa kami takut kau berpaling dari kami Betapa kami takut kau menjauh dari kami Betapa kami takut kau tak mengenali kami Disaat

Ihsan

Image
"dia memberi lebih banyak dan mengambil lebih sedikit" Dalam ajaran Islam, Ihsan adalah tingkatan tertinggi di atas Islam dan Iman . Ihsan merupakan esensi utama dari sebuah keimanan dan puncak tertinggi dalam hal kepatuhan dan kepasrahan seorang hamba kepada Tuhannya. Dalam ihsan tercakup segala perangai indah dan amal kebajikan. Secara bahasa, ihsan berasal dari kata Ahsana  (memberi kenikmatan atau kebaikan kepada orang lain). Hal ini seperti yang difirmankan oleh Allah S.w.t; “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan (ihsan), memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS an-Nahl [16]: 90). Menurut Raghib al-Asfahani, ihsan lebih tinggi derajatnya dari sekedar adil . Jika adil adalah memberi dan mengambil sesuai dengan porsi yang yang dibutuhkan , maka Ihsan adalah memberi lebih banyak dan mengambil lebih sedikit

Bersyukur

Image
"Jika kita bersyukur, Allah akan menambah nikmat-Nya kepada kita, dan jika mengingkarinya, sesungguhnya azab-Nya sangat pedih" Tiap detik, Allah S.w.t melimpahkan nikmat-Nya kepada setiap makhluk. Misalnya, nikmat umur, iman, dan Islam. ''Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya.'' (QS. 16: 18). Kita wajib bersyukur kepada Allah atas berbagai nikmat-Nya. Menurut Imam Al-Ghazali, bersyukur adalah salah satu maqam yang lebih tinggi dari sabr , khauf kepada Allah dan maqam lainnya. Bila kita bersyukur berarti kita telah menempatkan nikmat Allah pada tempat yang sesungguhnya. Wujud syukur yang sebenarnya adalah melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya . Syekh Abul Laits as-Samarqandi dalam Tanbih Al-Ghafilin membagi syukur menjadi tiga macam. 1).   Jika seseorang menerima nikmat, maka ingatlah ia kepada yang memberi untuk memuji padanya. 2).   Ia ridha dan puas terhadap nikmat yang diterima. 3).   Selama

Kecintaan Kepada Rasulullah S.A.W

Image
" Cinta terhadap Rasulullah Muhammad S.a.w adalah puncak Keimanan Muslim " Mahabbah, sebuah ungkapan kecintaan. Cinta yang muncul dari hati dan perasaan seseorang atas suatu hal. Cinta terhadap pasangan, cinta kepada orang tua, dan cinta terhadap anak, istri, serta kerabat. Kekuatan cinta mengalahkan kebencian, mengikis permusuhan dan benih konflik. Begitu dahsyat arti cinta. Cinta, kata Imam Syafi'i, menggiring orang untuk mengikuti apa pun titah sang kekasih. "Innal muhibbi lima yuhibbuhi muthi" . Cinta itu akan berharga dan berarti, kata Syekh Husain bin Qasim al-Qathis, bila ditujukan kepada Rasulullah S.a.w. Melalui artikelnya berjudul “ Mahabbatun Nabi ”, ia mengatakan, cinta terhadap Rasulullah adalah kewajiban bagi setiap Muslim. Mencintai Allah S.w.t, maka harus dibuktikan dengan ketaatan terhadap Rasul-Nya. Cinta terhadap Rasulullah Muhammad S.a.w adalah puncak Keimanan Muslim. Suatu saat, Sayyidina Umar bin Khatab R.a pernah mendatangi Rasulullah S.a.

Luasnya Rahmat Allah

Image
Harus kita akui bahwa ibadah, amal saleh, dan bentuk-bentuk ketaatan lainnya kepada Allah S.w.t, masih lebih sedikit bila dibandingkan dengan aneka kemaksiatan dan dosa yang kita lakukan pada-Nya. Sebaliknya, dibanding rahmat-Nya yang sampai kepada kita atau murka-Nya, yang justru deras mengguyur kita adalah rahmat-Nya. Padahal, yang meluncur kencang adalah kemaksiatan dan dosa kita. Seakan murka-Nya tersembunyi di balik kasih sayang (rahmat) Allah. Benarlah demikian adanya. Setiap hari kita menabung dosa, tapi justru dibalas oleh rahmat-Nya. Bukankah kita masih diperkenankan hidup. Udara dunia masih bisa kita hirup. Bahkan, berbagai fasilitas kehidupan pun masih dipenuhi. Alam masih relatif bersahabat dengan kita bila dibandingkan dengan umat-umat terdahulu yang langsung diazab dan direspons oleh alam ketika dosa dan kemaksiatan semakin merajalela. Sekali lagi ini menandakan rahmat Allah di atas murka-Nya. Karena itu, di hadapan para sahabatnya, Rasulullah berpesan, “Tatkala Allah men

Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq R.A

Image
Beliau lahir dua tahun beberapa bulan setelah kelahiran Rasulullah S.a.w di kota Mekkah, atau pada tahun 51 sebelum Hijriah (751 M). Nama lengkapanya Abdullah bin Utsman bin ‘Amir bin Ka’ab at-Taimy al-Qursy. Dulunya bernama Abdul Ka’bah, kemudian Rasulullah S.a.w mengantinya dengan nama Abdullah. Gelarnya As-Siddiq (orang percaya) . Ketika terjadi peristiwa Isra’ dan Mi’raj, beliaulah termasuk orang pertama yang percaya dengan peristiwa itu. Maka beliau digelari As-Siddiq . Nama panggilannya Abu Bakar . Ibunya bernama ummul Khoir Salma binti Shahr bin ‘Amir. Sayyidina Abu Bakar sangat dikagumi dengan ketebalan imannya. Sayyidina Utsman Bin Affan R.a pernah mendengar, Rasulullah S.a.w berkata: “Jika ditimbang iman Abu Bakar As Siddiq dengan seluruh umat manusia, niscaya berat lagi iman Abu Bakar” . Di situ dapat kita gambarkan betapa hebatnya ketaqwaan seorang sahabat Rasulullah ini. Mengenai pribadinya, Ibn Asakir meriwayatkan dari Abdullah bin az-Zubair, “Ketika para sahabat sedang

Membentengi Aqidah Ahlisunnah

Image
بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله الذي حبَّب العبادة إلى المتقين، وحبَّب قلوبهم للانشغال بطاعة رب العالمين وجنبهم من البدعة والضلالة, والصلاة والسلام على سيدنا ونبينا محمد وعلى آله وأصحابه والتابعين لهم بإحسان إلى يوم الدين Muqoddimah Sesuatu yang paling berharga yang diberikan oleh Allah kepada seorang hamba adalah aqidah yang benar. Maka ilmu yang membahas tentang aqidah yang benar adalah ilmu yang amat penting dibandingkan ilmu-ilmu yang lainya. Dan diskusi-diskusi yang diadakan jika hal itu untuk membela dan menjaga aqidah yang benar maka itu adalah sebaik-baik diskusi. Saat ini kami sungguh sangat berbahagia jika pada kesempatan ini kami para alim ulama untuk bersama-sama mendiskusikan aqidah dan bagaimana upaya kita untuk menjaga aqidah umat. Kami yakini bahwa kita semua akan senantiasa dalam lindungan dan pertolongan Allah sesuai janji Allah وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ “Dan mereka yang bersungguh-sungguh mencari